My Teritory

Rabu, 16 November 2016

Syahrie Oye bin Umar, Abu Ayyub al-Anshari Modern

Ust. Syahrie (kanan) bersama Habib Munzir al-Musawa (kiri), rahimahumallah
Kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok mendapat reaksi yang beragam. Ada yang marah, ada yang biasa saja, bahkan ada yang membela. Namun, bagi seseorang yang mewakafkan dirinya untuk agama Islam sejak lama, penistaan yang Ahok lakukan terhadap al-Qur'an membuat ghirah dan kemarahannya memuncak. Hal itulah yang dirasakan oleh Ust. Syahrie Oemar Yunan (Oye) bin Umar, seorang sesepuh dan tokoh agama di komplek perumahanku, Binong Permai.
Sebenarnya, sudah semenjak lama beliau menolak keberadaan seorang pemimpin yang tak satu akidah dengannya. Penolakannya terhadap pemimpin kafir bukan berarti beliau anti-nonmuslim, bukan. Menurut penuturan istrinya, Ibu Hermalina, beliau senantiasa lembut dan tidak sungkan menolong siapapun, termasuk kepada orang nonmuslim. Hanya saja dalam masalah kepemimpinan, beliau menegaskan pendiriannya, kaum Muslim haram dipimpin orang kafir! Walaupun Ust. Syahrie Oye tinggal di Binong Permai, Tangerang, tidak membuat kepeduliannya sirna akan nasib penduduk Jakarta yang dipimpin Ahok yang kafir. Ia senantiasa tegas menyerukan sikapnya akan keharaman pemimpin kafir.